Minggu, 30 September 2012

Kuliah Pertama


Pengalaman di hari kuliah pertama..
Pagi itu, ah bukan ! tepatnya subuh itu di hari rabu tanggal 26 september 2012. Jangan tanyakan bagaimana keadaan sang fajar, atau ayam jantan, karena aku yakin mereka semua belum ingin memulai aktifitas sehari hari seperti biasanya.
Dan inilah aku, menjalani aktifitas yang tidak seperti biasanya. Bukan gedung sekolah yang hanya menggunakan angkutan umum atau biasa di sebut dengan angkot lagi, namun aku akan pergi ke kampus dengan menggunakan kereta.
Ya benar ! kampus.
Kini aku menduduki bangku kuliah semester 1 di Universitas Gunadarma fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan jurusan Teknik Arsitektur.

Dengan segala persiapan yang sudah aku siapkan dari jauh jauh hari, aku siap menjalani kegiatan hari pertamaku di kampus G.

Kesan pertama memasuki gerbang kampus G adalah “rombongan berbaju biru”.  Entah apa yang di rencanakan kakak maba sehingga menyuruh angkatan baru mengenakan baju berwarna biru sesuai dengan warna bendera Teknik Arsitektur, dan di hari itulah aku, dengan celana berwarna cream dan baju biru dilengkapi cardigan cream serta kerudung berwarna soft pink. Terbayangkah perpaduan warnanya ? hahaha namun, aku yakin aku menggunakan baju dengan perpaduan warna yang serasi.

Kelas pertama hari itu adalah mata kuliah Fisika Dasar di jam ½  mulai pukul 7.30 di ruang G345, kelas kedua masih di tempat yang sama dengan mata kuliah Mekanika Teknik 1 di jam ¾ mulai pukul 9.30, di jam 5 istirahat, lalu di lanjut Bahasa Inggris 1 di jam 6/7 mulai pukul 12.30 di ruang G148, dan mata kuliah terakhir di hari rabu adalah Estetika Bentuk 1 di jam 8/9/10 mulai pukul 14.30 hingga pukul 17.30.
Cukup melelahkan karena mungkin itu hari pertamaku, sehingga aku belum terbiasa dengan aktifitas yang aku jalani selama 9 jam nonstop. Pulang dari kampus aku tidak kembali kerumah asalku yaitu di bogor. Karena kini aku tinggal di sebuah kosan putri yang sederhana dekat dengan kampus D.
Semakin larut, malam semakin sunyi dan aku pikir hawa panas itu akan hilang jika sudah memasuki malam, but depok benar benar panaaas. Sendiri di sebuah kamar mungil di temani notebook dan teman teman buku yang lain. Jauh dari mama, papa, dan juga adik. Terasa, benar benar terasa bahwa saat itu aku belum siap untuk pisah dari orang tua. Namun aku yakin, bahwa dari jauhpun papa maupun mama masih menggenggam kedua tanganku.
Dengan tekad yang kuat “bahagia itu bukan hanya di dunia, tapi juga untuk di akhirat”, aku terus menjalani katifitasku di hari hari selanjutnya.